Visi Pendidikan di Rumah Belajar Aarifa


Alhamdulillah, hari ini telah dirumuskan visi pendidikan di rumah belajar Aarifa, di rumah dimana anak-anak kami belajar bersama.


tujuan pendidikan anak yang sebenarnya


Visi Pendidikan


Visi pendidikan kami adalah selaras dengan tujuan diciptakannya manusia, yaitu untuk beribadah kepada Allah (baca surah adz-dzariyat ayat 56).

Tujuan pendidikan dalam bentuk uraian kalimat kurang lebih adalah sebagai berikut:

"Membentuk pribadi yang sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah sesuai pemahaman generasi terbaik ummat ini, yaitu menjadi hamba yang beribadah hanya kepada Allah Ta'ala dengan ikhlas dan sesuai petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang dapat menjadi jalan untuk masuk surga"

Sehingga yang menjadi tolok ukur apakah pendidikan kami sudah sejalan dengan visi pendidikan yang dirumuskan adalah ketika anak-anak dapat memetik buahnya ilmu. Apa buahnya ilmu? Buahnya ilmu adalah amal saleh.

Ilmu menjadi bermanfaat jika ilmu itu sudah diamalkan. Oleh karena itu dimasa golden age mereka, kami mendidik mereka dengan hal-hal pokok yang harus dipelajari agar mereka dapat amalkan dalam keseharian mereka, seperti adab, iman, akhlak, al-qur-an, hadits, dan lainnya.

Ilmu-ilmu yang disebutkan di atas adalah ilmu yang akan mereka pegang, pakai, dan amalkan sampai mereka diwafatkan oleh Allah Ta'ala. Jadi ilmu inilah yang harus diajarkan kepada mereka di usia keemasan mereka. Karena di usia inilah mereka dapat dengan lancar dapat memahami dan menghafal, oleh karena itulah ada kata mutiara "belajar diwaktu kanak-kanak bagaikan mengukir di atas batu, belajar diwaktu tua bagaikan mengukir di atas air".

Jadi sangatlah disayangkan jika di masa keemasan anak-anak, mereka diisi oleh informasi-informasi/ilmu/pelajaran yang sebenarnya belum dibutuhkan mereka. Apalagi diisi oleh informasi yang salah/tidak benar.

Jika dimasa keemasan mereka, mereka menimba ilmu yang penting dan pokok (sesuai dengan visi di atas), maka fondasi mereka akan kuat.

Jika fondasi mereka kuat, maka barulah diajarkan ilmu-ilmu terapan, life skill, dan seterusnya. Bila ayah ibu melihat mereka minat dan enjoy di IT, maka perdalamlah ilmu IT seperti coding, programming, networking, dan seterusnya. Jika mereka minat di bidang wirausaha, maka latihlah mereka berwirausaha dengan praktek kerja nyata di lapangan. Banyak ilmu praktis, keterampilan dan life skill lainnya yang bisa anak-anak pelajari dan praktekkan.

Life skill di atas sangat perlu, karena mereka kelak akan mandiri, lepas dari orang tua, akan membangun keluarga, yang laki-laki nanti akan mencari nafkah bagi keluarganya, yang perempuan nanti akan me-manage rumah tangga dan mendidik anak. Oleh karena itu, pendidikan ini jangan diabaikan.


Fokus Pendidikan


Oleh karena itu, visi pendidikan kami adalah menanamkan pendidikan dasar di usia sekolah dasar dengan fokus menanamkan dasar-dasar Islam berdasarkan manhaj yang shahih, manhajnya generasi terbaik ummat ini, yaitu para sahabat radhiallahu 'anhum.

Selain menanamkan dasar-dasar Islam, maka kami menanamkan pengetahuan dasar umum, seperti berhitung, membaca, bahasa, science.

Fokus pendidikan adalah membangun anak dengan adab, karakter, akhlak penuntut ilmu yang dicontohkan oleh para sahabat ketika menuntut ilmu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, para tabi'in ketika belajar kepada para sahabat, para tabi'ut tabi'in ketika belajar kepada para tabi'in, para ulama ketika menuntut ilmu kepada para guru mereka.

Kesimpulannya adalah kami fokus dengan asas manfaat dan skala prioritas yang harus ditanamkan terlebih dahulu pada masa keemasan anak. Dalam kata lain, kurikulum yang kami bangun adalah yang berasaskan manfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat, sesuai dengan tujuan/visi pendidikan, sehingga kami mendahulukan ilmu yang paling bermanfaat bagi anak dan meninggalkan ilmu yang kurang bermanfaat (berdasarkan visi di atas) bagi anak-anak.

Hal yang ingin dicapai


1. Iman, yaitu berupa ibadah hati seperti mahabbah (cinta kepada Allah), khauf (takut kepada Allah), muraqabah (selalu merasa diawasi Allah), isti'anah (meminta pertolongan hanya kepada Allah), dan seterusnya. Juga aqidah yang benar, dan Tauhid yang mantap. Dan ini semua tercermin dalam keseharian anak-anak.

2. Terbiasa beradab dan akhlak yang mulia, baik akhlak kepada Allah, kepada orang-tua, kepada adik kakak, kepada saudara/kerabat, kepada tetangga, kepada teman, kepada hewan, kepada tumbuhan, dan seterusnya.

3. Menumbuhkan adab dan karakter Islami sesuai yang dicontohkan Nabi, seperti sungguh-sungguh menuntut ilmu, disiplin, rajin, bersih, jujur, mandiri, kuat, sabar, memaafkan, semangat berbagi, mandiri, semangat menolong, dan seterusnya.

4. Anak dapat berkomunikasi dengan baik, mengungkapkan ekspresi dan idenya, baik dalam lisan maupun tulisan. Baik dalam bahasa lokalnya dimana ia tinggal, atau dengan bahasa internasional, seperti bahasa Arab dan bahasa Inggris.


5. Mengetahui prinsip dasar Islam, rukun iman, rukun islam, fiqh dasar keseharian seperti shalat, wudhu, puasa, sejarah Islam, mengenal Allah, mengenal Nabi dan Rasul Allah, sejarah Nabi, membaca al-qur'an dan menghafalnya, membaca hadits dan mengahafalnya,

6. Mampu belajar sesuai standar diknas, karena anak-anak akan ujian paket, sehingga dapat meneruskan sekolah formal, seperti kuliah di fakultas kedokteran, atau kuliah di universitas madinah, dan lainnya.

7. Menemukan, mengenal, dan mendalami minat dan passion nya, mengasah keterampilan hidup, life skill, dan keterampilan lainnya yang diperlukan dan bermanfaa bagi mereka kelak.


Jadi pada masa-masa awal perkembangan mereka (usia SD), anak-anak perlu ditanamkan tentang Islam yang merupakan agama mereka dengan seluruh aspeknya. Sehingga ketika mereka menginjak remaja (usia SMP/SMA) fondasi agama mereka kuat, dan setelah itu mereka bisa fokus dengan bakat dan minat mereka.


Mendidik mengikuti generasi terbaik ummat ini


1. Iman dahulu sebelum Qur'an

Kalau iman sudah tertancap di dada, maka hati mereka akan bergetar jika dibacakan ayat-ayat Al-Qur'an (baca surah al-anfal:2).

Segala petunjuk, segala perintah, segala larangan yang ada dalam al-Qur'an dan hadits akan diterima karena iman sudah tegak kokoh di dada.

Dalam menerima petunjuk mereka akan mengucapkan sami'na wa atho'na, bukannya berucap "ntar dulu deh", "tapi gimana ya kalau saya....", "aduh, nanti saja kalau saya....", dan seterusnya.

Dengan pondasi iman yang kuat diharapkan akan terbentuk manusia yang mudah menerima kebenaran dan mengikutinya, tidak mudah putus asa atas ujian Allah, selalu berharap dan takut kepada Allah, dan seterusnya.

Jundub bin Junadah radhiallahu 'anhu berkata,"Kami telah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika kami masih sangat muda. Kami mempelajari iman sebelum belajar Al-Qur'an, kemudia barulah kami mempelajari al-qur-an hingga bertambahlah keimanan kami karenanya." (HR. Ibn Majah dan disahihkan oleh Al-Albani).


2. Adab sebelum ilmu

Mengutamakan adab agar terbentuk anak-anak generasi penuntut ilmu, yang memiliki ada menuntut ilmu, dan adab kepada Allah, kepada manusia, kepada lingkungan sekitarnya.

Berkata Abu Zakariya Yahya bin Muhammad al-Anbari: "Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar sedangkan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh" (Jami' li akhlaqir rawi wa adabis-sami' 1/80)


3. Alqur'an sebelum hadits dan ilmu-ilmu lain.

Yang dituntut dari ini adalah memahami makna al-Qur'an dan mengamalkan isinya. Ilmu yang wajib dipelajari setiap muslim adalah ilmu yang berisi perintah dan larangan. Dan ini terdapat pada Al-Qur'an, kemudian pada hadits. Setelah itu, barulah belajar ilmu lain.


Itulah sekelumit tentang visi pendidikan di rumah belajar 'Aarifa. Sebenarnya masih banyak yang harus ditulis, namun kami cukupkan sampai disini saja, dan berikutnya akan dituliskan dalam tulisan tersendiri.