Alur Latihan Soal di Rumah Belajar Aarifa


Sebagaimana pisau, semakin diasah semakin tajam, maka begitu pula dengan kemampuan otak me-recalling dan menganalisa informasi. Kemampuan berpikir akan semakin tajam melalui banyak aktivitas, salah-satunya mengerjakan latihan soal. Maksudnya adalah latihan soal dari materi yang sudah diajarkan kepada anak-anak.

Kami mulai menerapkan sistem untuk aktivitas latihan ini. Langkah pertama adalah membuat workflow atau alur aktivitas latihan soal.



alur aktivitas mengerjakan latihan soal dan metode mengerjakan latihan soal


Tujuan dari alur aktivitas ini:


1. Mengetahui apakah anak sudah mengerti dengan benar materi yang sudah didapat.

2. Adanya dokumentasi atau portfolio tentang tingkat pemahaman anak.

3. Menerapkan konsep pembelajaran tiada henti melalui siklus aktivitas latihan soal.


Penjelasan dari poin 1


- Kami dapat mengetahui apakah anak sudah benar-benar paham atau tidak dari nilai latihan.

- Mengapa?

* Karena pertama kali kami mengajarkan tentang konsep dasar terlebih dahulu.

* Setelah itu, kami buat soal sesuai konsep dasar yang diberikan.

* Soal yang diberikan bertahap sesuai tingkat kemampuan berpikir dari teori Lorin Anderson dan David Krothwohl yang merupakan penyempurnaan dari Bloom's taxonomy, yaitu:

a. Soal-soal yang menguji kemampuan remembering dan recalling

b. Soal-soal yang menguji kemampuan understanding

Baca informasi tentang tingkat kemampuan berpikir di sini.

* In syaa Allah kami mengetahui bahwa anak dapat menyelesaikan soal dengan pemahaman bukan dengan "nembak".

Penjelasan poin 2


* Kami dapat mengetahui proses anak-anak dalam memahami materi, karena setiap langkah ada dokumentasinya berupa lembar latihan soal.

* Dalam aktivitas ini, kami mengarsipkan latihan soal yang sudah benar semua ke dalam dokumen latihan yang selesai, dan mengarsipkan latihan soal yang masih terdapat koreksi.

* Latihan yang masih ada koreksian, tetap dikerjakan sampai benar-benar semua soal dikerjakan dengan sempurna.


Penjelasan poin no 3


* Aktivitas ini adalah sebuah aktivitas siklus berkelanjutan, sehingga setelah selesai suatu materi, maka aktivitas diulang ke poin nomor 1 untuk materi selanjutnya.

* Maksudnya pembelajaran tiada henti adalah:

- Dengan adanya dokumentasi proses memahami materi, maka kami dapat melakukan evaluasi seperti:

a. Cara kami menyampaikan informasi agar anak-anak dapat paham materi dengan benar.

b. Cara kami melakukan pembelajaran agar situasi dan kondisi pembelajaran kondusif untuk memahami materi.

c. Cara kami melakukan gaya belajar dan pendekatan atau komunikasi kepada anak-anak.



metode dan alur mengerjakan latihan soal serta dokumentasinya



Di bawah ini adalah alur aktivitas pengerjaan latihan soal


1. Ambil buku: buku teori dan buku latihan soal.

2. Masukkan latihan yang sudah mendapat nilai 100 ke dalam dokumen latihan yang sudah selesai.

3. Mengerjakan latihan pelajaran/materi baru dan pelajaran/materi sebelumnya yang masih salah.

4. Koreksi dan nilai latihan di poin nomor 3.

5. Perbaiki latihan/kerjakan ulang (hasil yang didapat pada poin nomor 4) yang belum dapat nilai 100,

6. Jika mendapat dapat 100, selesai, kembali ke poin 1. Jika belum, kembali ke poin 3.


Metode mengerjakan latihan soal 


1. Kerjakan latihan, walau tidak banyak, namun kontinu (setiap hari).

2. Belajar time-management sederhana, buat jadwal pengerjaan latihan, setiap harinya kerjakan latihan pada waktu yang telah dibuat.

3. Pada waktu yang ditentukan untuk latihan, jauhkan hal-hal yang menyebabkan distraksi, seperti TV, gadget, dan lainnya.

4. Setelah selesai mengerjakan latihan soal, kerjakan hal lainnya yang bermanfaat.


Catatan:

- Ini adalah aktivitas untuk mengerjakan soal-soal yang diujikan pada ujian nasional, seperti matematika, IPA, Bahasa Indonesia.

- Adapun untuk pembelajaran ilmu syar'i seperti aqidah, adab, iman, tauhid, fiqh, dan seterusnya adalah seperti yang sudah sempat didokumentasikan pada tulisan terdahulu seperti:

belajar wudhu

belajar shalat

yaitu dengan mengajarkan teori dan praktek atau pembiasaan.

- Adapun untuk pembelajaran kehidupan seperti life-skill, kemandirian, karakter, dan lainnya adalah dengan praktek langsung di kehidupan nyata.